Melatonin dan Kesehatan Jantung: Studi Baru Menimbulkan Kekhawatiran

24
Melatonin dan Kesehatan Jantung: Studi Baru Menimbulkan Kekhawatiran

Jutaan orang menggunakan melatonin sebagai obat tidur yang tersedia, namun penelitian baru menunjukkan adanya hubungan potensial antara penggunaan jangka panjang dan peningkatan risiko masalah jantung. Sebuah studi baru-baru ini yang dipresentasikan pada Sesi Ilmiah American Heart Association 2025—meskipun belum ditinjau oleh rekan sejawat—menemukan bahwa pengguna melatonin yang konsisten menunjukkan tingkat gagal jantung, rawat inap, dan kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi suplemen.

Temuan Studi

Para peneliti mengikuti lebih dari 130.000 orang dewasa—65.414 pengguna melatonin dan kelompok kontrol dengan ukuran yang sama—selama lima tahun. The results revealed significant differences between the groups:

  • Gagal Jantung: 4,6% pengguna melatonin (3.021 orang) mengalami gagal jantung, dibandingkan dengan 2,7% (1.797 orang) pada kelompok kontrol—risikonya sekitar 90% lebih tinggi.
  • Rawat Inap: 19% pengguna melatonin (12.411 orang) dirawat di rumah sakit karena gagal jantung, dibandingkan 6,6% (4.309) yang bukan pengguna—menyebabkan pengguna melatonin 3,5 kali lebih mungkin memerlukan rawat inap.
  • Kematian Semua Penyebab: Pengguna melatonin memiliki angka kematian hampir dua kali lipat selama periode lima tahun dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi suplemen.

Apa Artinya

Temuan ini menimbulkan pertanyaan tentang keamanan melatonin dalam jangka panjang, terutama karena melatonin banyak tersedia tanpa resep dan sering dianggap tidak berbahaya. Namun, penting untuk dipahami bahwa korelasi tidak sama dengan sebab-akibat. Penelitian ini tidak membuktikan bahwa melatonin menyebabkan masalah jantung ini, hanya saja ada hubungannya.

Mengapa Ini Penting

Meluasnya penggunaan melatonin, sering kali sebagai pengobatan mandiri untuk masalah tidur, menggarisbawahi perlunya pemahaman yang lebih baik tentang potensi dampaknya. Banyak orang berasumsi bahwa suplemen yang dijual bebas pada dasarnya aman, namun penelitian ini menantang asumsi tersebut.

Penjelasan Potensial

Beberapa faktor dapat menjelaskan hubungan antara penggunaan melatonin dan masalah jantung. Pertama, individu dengan insomnia kronis sering kali memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya—seperti kecemasan, depresi, obesitas, hipertensi, atau diabetes—yang secara independen meningkatkan risiko gagal jantung. Kedua, suplemen melatonin di AS sebagian besar tidak diatur, artinya dosisnya mungkin sangat bervariasi dari yang tercantum pada label. Dosis yang tinggi atau tidak konsisten dapat mengganggu ritme sirkadian alami tubuh, yang berpotensi mempengaruhi tekanan darah, detak jantung, dan tonus pembuluh darah.

Peran Kesehatan yang Mendasari

Penting untuk dicatat bahwa melatonin sebenarnya menguntungkan beberapa individu dengan gagal jantung, menurut penelitian sebelumnya selama beberapa dekade. Namun, studi baru menunjukkan bahwa pada populasi tertentu—terutama mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya—penggunaan melatonin dalam jangka panjang mungkin memiliki risiko.

Cara Menggunakan Melatonin dengan Aman

Jika Anda mempertimbangkan melatonin, mulailah dengan dosis efektif terendah dan hindari penggunaan sehari-hari. Konsultasikan dengan ahli kesehatan untuk mendiskusikan apakah melatonin cocok untuk Anda, terutama jika Anda memiliki masalah jantung atau kondisi kesehatan lainnya.

Kesimpulan

Studi ini menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut mengenai efek jangka panjang melatonin. Meskipun suplemen ini masih tersedia secara luas, konsumen harus berhati-hati dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakannya, terutama untuk jangka waktu lama. Temuan ini menjadi pengingat bahwa suplemen yang dijual bebas pun bisa menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan, dan pengambilan keputusan yang tepat sangat penting untuk melindungi kesehatan jantung.