Membongkar Mitos Menopause: Kenaikan Berat Badan Tidak Bisa Dihindari

3

Pertambahan berat badan sering kali dibahas sebagai ciri khas menopause, sehingga menyebabkan kesalahpahaman luas tentang perubahan hormonal yang dialami wanita selama tahap kehidupan ini. Meskipun benar bahwa fluktuasi berat badan sering terjadi pada masa menopause, memahami nuansa perubahan ini dan menghilangkan prasangka mitos yang ada dapat memberdayakan perempuan untuk mengambil langkah proaktif dalam mengelola kesehatan dan kesejahteraan mereka.

Melampaui Angka: Pandangan Lebih Dalam tentang Perubahan Berat Badan Selama Menopause

Banyak wanita percaya bahwa penambahan berat badan selama menopause merupakan konsekuensi penuaan yang tidak dapat dihindari. Namun, para profesional medis menekankan bahwa meskipun beberapa perubahan bersifat umum, perubahan tersebut tidak dapat dihindari atau diatasi. Suzanne Gilberg-Lens, seorang advokat terkemuka untuk kesehatan wanita integratif, menyatakan bahwa rata-rata berat badan wanita bertambah 5 hingga 10 pon selama transisi menopause. Peningkatan bertahap ini biasanya dimulai pada perimenopause (tahun-tahun menjelang menopause) dan berlanjut setelah menopause itu sendiri.

Bojana Jankovic Weatherly menjelaskan bahwa penambahan berat badan ini sering kali dikaitkan dengan perubahan hormonal. Selama perimenopause, kadar progesteron biasanya menurun sementara estrogen relatif stabil, suatu kondisi yang dikenal sebagai “dominasi estrogen”. Ketidakseimbangan ini dapat berkontribusi terhadap perubahan distribusi lemak dan peningkatan lemak tubuh secara keseluruhan. Setelah menopause, ketika kadar estrogen menurun secara signifikan, wanita mungkin merasakan kenaikan berat badan yang lebih nyata terkonsentrasi di sekitar perut.

Penting untuk diingat bahwa perubahan ini tidak selalu merugikan. Gilberg-Lens menyarankan perubahan perspektif: Daripada memandang perubahan ini sebagai sesuatu yang negatif, akui perubahan tersebut sebagai proses adaptasi tubuh Anda terhadap perubahan hormonal. Peningkatan lemak perut bahkan dapat mencapai tujuan evolusi dengan memfasilitasi sejumlah kecil konversi hormon adrenal menjadi estrogen, meskipun tidak cukup untuk sepenuhnya menggantikan kadar yang hilang.

Kekhawatiran utama muncul ketika penambahan berat badan ini menjadi resisten terhadap strategi pengelolaan berat badan sebelumnya dan menyebabkan penumpukan lemak visceral yang tidak sehat di sekitar organ dalam. Jenis lemak ini memicu peradangan dan meningkatkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker tertentu.

Menghilangkan Mitos Diet dan Olahraga

Banyak wanita yang berjuang melawan penambahan berat badan selama menopause tidak mengikuti saran tradisional: mengurangi kalori secara drastis dan melakukan latihan kardio yang ketat. Meskipun metode ini mungkin berhasil pada masa muda, namun sering kali menjadi kontraproduktif pada tahap kehidupan ini. Gilberg-Lens memperingatkan bahwa pembatasan kalori berlebihan dapat menjadi bumerang, menyebabkan kelemahan, kelelahan, dan bahkan kehilangan otot, yang selanjutnya memperlambat metabolisme.

Selain itu, latihan kardio yang intens sambil mengurangi kalori dapat menguras cadangan energi dan menghambat upaya penurunan berat badan. Dr Jankovic Weatherly menekankan pentingnya membangun dan mempertahankan massa otot sebagai landasan penuaan yang sehat dan fungsi metabolisme. Otot membakar lebih banyak kalori saat istirahat dibandingkan lemak, sehingga penting untuk menjaga metabolisme yang sehat.

Gaya Hidup: Sekutu yang Kuat

Meskipun perubahan hormonal merupakan penyebab perubahan berat badan selama menopause, pilihan gaya hidup memainkan peran penting dalam membentuk perubahan ini. Jankovic Weatherly mengutip penelitian yang menunjukkan bahwa penambahan berat badan dan peningkatan lingkar pinggang mulai mengalami tren peningkatan baik pada pria maupun wanita mulai usia tiga puluhan dan mencapai puncaknya antara usia 40 dan 60 tahun, jauh sebelum menopause sepenuhnya terjadi. Sebuah studi inovatif pada tahun 2021 yang diterbitkan di Science mengungkapkan bahwa kenaikan berat badan di usia paruh baya ini bukan terutama disebabkan oleh melambatnya metabolisme seperti yang diyakini sebelumnya, melainkan menunjuk pada pengaruh kuat dari faktor lingkungan. Hal ini termasuk pola makan tinggi kalori, aktivitas fisik yang tidak mencukupi, stres kronis, dan kualitas tidur yang buruk—semuanya menjadi semakin umum terjadi di tengah kesibukan.

Mengambil Tanggung Jawab: Pendekatan Holistik

Menopause adalah transisi alami, dan meskipun penambahan berat badan dapat menjadi bagian dari transisi tersebut, memahami kompleksitas di balik perubahan ini akan memberdayakan perempuan untuk mengambil kendali. Mengelola stres, memprioritaskan tidur nyenyak, melakukan latihan kekuatan secara teratur untuk menjaga massa otot, menerapkan pola makan anti-inflamasi yang kaya protein dan serat, dan mempertimbangkan suplementasi yang ditargetkan semuanya dapat berkontribusi pada pengelolaan berat badan yang sehat dan kesejahteraan secara keseluruhan selama menopause dan seterusnya.

Dengan beralih dari pendekatan berbasis rasa takut ke pemahaman yang lebih holistik, perempuan dapat menjalani tahap kehidupan ini dengan percaya diri dan mendukung kesehatan mereka selama bertahun-tahun yang akan datang.